Hakikat Penelitian Sosial (Sosiologi SMA kelas 10)



BAB I
PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang

Perkembangan dan pengembangan ilmu pengetahuan dimasyarakatkan mengharuskan adanya penelitian. Tanpa sebuah penelitian, ilmu pengetahuan tidak akan hidup dan akan diragukan kebenarannya. Sehingga sebuah penelitian akan menjadi tolak ukur seberapa besar kegunaan penelitian dan peran penelitian dalam pengembangan ilmu.

Kegiatan penelitian merupakan upaya untuk merumuskan masalah, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dan mencoba menjawab pertanyaan tersebut.untuk menjawab pertanyaan tersebut dengan cara menemukan fakta-fakta dan memberikan penafsiran yang benar. Tetapi penelitian akan menjadi lebih dinamis apabila dilakukan secara terus menerus yang bertujuan untuk memperbaharui kesimpulan yang telah ditemukan. Tanpa adanya penelitian itu ilmu pengetahuan akan berhenti dan menjadi tidak valid, bahkan akan surut ke belakang.

Selain itu, penelitian yang baik sebaiknyatidak dilakukan dengan cara yang asal-asalan. Namun harus memenuhi aturan yang sudah ada ditentukan yakni dengan menyertakan metode-metode yang sesuai dengan objek yang akan diteliti sehingga akan menghasilkan data-data yang sesuai pula.

2.      Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, pokok permasalahan yang akan dibahas adalah metode-metode penelitian dan hakikatnya.

3.      Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah dengan judul ‘Hakikat Penelitian Sosial’, yakni sebagai berikut :
a.       Sebagai persyaratan  untuk mengikuti diskusi mata pelajaran Sosiologi.
b.      Agar kita mengetahui apa hakikat dari metode penelitian sosial dan apa saja yang ada didalamnya.


4.       
BAB II
ISI

1.      Penalaran
Proses berpikir lahir dari rasa ragu terhadap sesuatu hal dan keinginan untuk memperoleh suatu kepastian, sehingga kemudian tumbuh menjadi suatu masalah yang khas dan memerlukan suatu pemecahan.
Biasanya manusia selalu berpikir jika berhadapan dengan banyak permasalahan. Akan tetapi, tidak semua masalah membuat kita terdorong untuk memikirkanya secara sungguh-sungguh. Kegiatan berpikir secara sungguh-sungguh dan logis inilah yang disebut sebagai penalaran.
Suatu penalaran memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
·         Logis, ditimbang secara objektif dan didasarkan pada data yang sahih.
·         Analitis, daya imajinasi untuk merangkai, menyusun, menyusun atau menghubungkan petunjuk-petunjuk akal pikiranya kedalam suatu pola tertentu.
·         Rasional, masuk akal karena didasarkan pada fakta-fakta.
Menurut John Dewey, proses penalaran manusia dilakukan melalui beberapa tahap berikut:
·         Timbul rasa sulit, baik dalam bentuk adaptasi terhadap alat, sulit mengenal sifat, ataupun dalam menerangkan hal-hal yang muncul secara tiba-tiba.
·         Kemudian rasa sulit tersebut diberi definisi dalam bentuk permasalahan.
·         Timbul suatu kemungkinan pemecahan yang berupa reka-reka, hipotesis, inferensi atau teori.
·         Ide-ide pemecahan diuraikan secara rasional melalui pembentukan implikasi dengan cara mengumpulkan bukti-bukti (data).
·         Menguatkan pembuktian tentang ide-ide tersebut dan menyimpulkan melalui keterangan-keterangan ataupun percobaan-percobaan.
Menurut filsuf Charles Pierce terdapat sejumlah cara atau metode yang digunakan yaitu sebagai berikut.
a)      Metode Ketangguhan (Tenacity)
Metode ketangguhan adalah metode yang menganggap sesuatu dianggap benar karena yakin akan kebenarannya dan keyakinan berperan penting dalam metode ini. Contohnya adalah manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan dan bukan merupakan hasil evolusi dari wujud kera. Hal ini dapat diterima kebenarannya berdasarkan keyakinan agama.

b)         Metode Otoritas
Metode otoritas adalah metode yang dianggap benar karena sumbernya memiliki otoritas untuk menyatakan benar. Contohnya adalah BMKG selalu memberikan informasi kepada masyarakat dalam keadaan positif maupun negatif.

c)         Metode Intuisi
Metode intuisi adalah metode yang menganggap sesuatu dikatakan benar karena semata-mata berdasarkan intuisi, tanpa melalui proses berpikir atau mempelajarinya terlebih dahulu. Contohnya adalah BMKG selalu memberikan informasi kepada masyarakat dalam keadaan positif maupun negatif.
d)        Metode Tradisi
Metode tradisi adalah metode yang menganggap sesuatu dikatakan benar karena telah berlaku dan dilakukan secara turun-temurun. Seseorang menerima kebenaran dari tradisi yang berlaku di dalam lingkungannya. Contohnya seperti masyarakat pedesaan yang setiap tahun mengadyakan ritual sedekah bumi maupun sedekah laut. Hal tersebut sebagai perwujudan syukur  kepada penguasa langit dan bumi. Mereka meyakini jika tidak melakukan ritual tersebut maka akan terjadi bencana.
e)      Metode Trial And Error
Pengetahuan dengan cara ini diperoleh melalui pengalaman langsung. Sesuatu yang dianggap benar diperoleh hasil dari serangkaian percobaan yang tidak sistematis. Mula-mula dicoba, hasilnya salah, dicoba lagi sampai akhirnya ditemukan yang benar. Contohnya adaalah penelitian yang dilakukan Thomas Edision ( penemu listrik), Albert Eintein yang selalu mengalami kegagalan dalam menemukan pengetahuan. Hingga akhirnya penemuan itu menjadi sebuah pengetahuan yang menggemparkan dunia sampai sekarang ini.
f)       Metode Metafisik
Suatu pengetahuan yang dianggap benar diperoleh secara metafisik. Jawaban terhadap masalah yang ditemukan dalam dunia empiris dicari di dalam dunia supranatural, di dalam dunia transedden (di luar daya nalar atau kesanggupan manusia). Pengetahuan yang diperoleh dari ajaran agama atau kepercayaan. Contoh: menggunakan jimat ( cincin, keris, sabuk dan lain-lain) akan mendatangkan rejeki ataupun dapat menghindarkan dari bahaya.
Seiring berkembangnya rasionalitas dan ilmu pengetahuan, berbagai metode dianggap kurang mampu untuk memuaskan keingintahuan dan menemukan kebenaran, sehingga manusia beralih pada penalaran atau proses berpikir secara terus-menerus. Proses berpikir dapat dibedakan sebagai berikut.

1)      Deduktif
Metode berpikir deduktif adalah suatu metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagian yang khusus. Hal ini adalah suatu sistem penyusunan fakta yang telah diketahui sebelumnya guna mencapai suatu kesimpulan yang logis. Dalam penalaran deduktif, dilakukan melalui serangkaian pernyataan yang disebut silogisme dan terdiri atas beberapa unsur yaitu:
·         Dasar pemikiran utama (premis mayor)
·         Dasar pemikiran kedua (premis minor)
·         Kesimpulan
Contoh:
·         Premis mayor: Semua siswa SMA kelas X wajib mengikuti pelajaran Sosiologi.
·         Premis minor: Bob adalah siswa kelas X SMA
·         Kesimpulan: Bob wajib mengikuti jam pelajaran Sosiologi

2)      Induktif
Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal yang bersifat khusus untuk menentukan kesimpulan yang bersifat umum. Dalam penalaran induktif ini, kesimpulan ditarik dari sekumpulan fakta peristiwa atau pernyataan yang bersifat umum.
Contoh:
·         Bukti 1: logam 1 apabila dipanaskan akan memuai
·         Bukti 2: logam 2 apabila dipanaskan akan memuai
·         Bukti 3: logam 3 apabila dipanaskan akan memuai
·         Kesimpulan: Semua logam apabila dipanaskan akan memuai.
Selain dua proses berpikir diatas, masih terdapat dua proses berpikir lain yang sering dianggap sebagai pelengkap, yaitu perpikir analogis dan berpikir komparatif. Analogis adalah persamaan antar bentuk yang menjadi dasar terjadinya bentuk-bentuk yang lain. Analogis merupakan salah satu proses morfologi dimana dalam analogis, pembentukan kata baru dari kata yang telah ada. Contohnya adalah untuk menjadi seorang pemain bola yang profesional atau berprestasi dibutuhkan latihan yang rajin dan ulet. Begitu juga dengan seorang dokter untuk dapat menjadi dokter yang profesional dibutuhkan pembelajaran atau penelitian yang rajin yang rajin dan ulet. Oleh karena itu, untuk menjadi seorang pemain bola maupun seorang dokter diperlukan latihan atau pembelajaran. Sedangkan komparatif merupakan proses berpikir seseorang yang dengan segala pengalamannya untuk membandingkan berbagai hal. Contohnya adalah adakah perbedaan prestasi belajar antara murid dari sekolah negeri dan swasta? (variabel penelitian adalah prestasi belajar pada dua sampel yaitu sekolah negeri dan swasta)
Proses penalaran dan berpikir merupakan komponen terpenting dalam kegiatan penelitian untuk mencapai pengetahuan ilmiah yang logis, rasional dan analistis.

2.       Penelitian Sosial
Penelitian sosial adalah proses kegiatan mengungkapkan secara logis, sistematis dan metodis gejala social yang terjadi dalam lingkungan social untuk mengungkapkan kebenaran sehingga bermanfaat bagi kehidupan bermaksyarakat dan ilmu pengetahuan.
Beberapa definisi penelitian social yang diberikan oleh para ahli:
1.      Bagong suyanto (2010)
Penelitian Sosial adalah kegiatan spionaso untuk mencari,memata-matai, dan menemukan pengetahuan dari “lapangan” yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya menurut kaidah-kaidah ilmiah tertentu dan bukan mencari kebenaran normative yang semata hanya dituntut oleh cara berfikir deduktif.
2.      Dolet Unaradjan (2008)
Penelitian Sosial adalah kegiatan yanf bertujuan bukan hanya mempelajari suatu masalah praktis atau bagian kenyataan empiris tertentu, melainkan juga menguji gagasan atau ide yang terdapat dalam pikiran seseorang.
3.      Piran Wiroatmodjo (2009)
Penelitian Sosial adalah usaha untuk menemukan ilmu pengetahuan yang baru, mencari pemecahan masalah atau membuktikan suatu tanggapan maupun teori.
4.      Soerjono Soekanto (2009)
Penelitian Sosial mengacu pada kegiatan ilmiah yang bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran.
5.      Sugiyono (2013)
Penelitian Sosial merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data untuk tujuan dan kegunaan tertentu.
Berdasarkan definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian sosial memiliki karakterisik sebagai berikut.
a.       Kegiatan yang dilakukan menurut kaidah ilmiah, terencana dan sistematis.
b.      Bertujuan memperbaiki, menyempurnakan, memperluas, bahkan menggali lebih dalam kajian suatu ilmu pengetahuan.
c.       Berupaya mendapatkan pemecahan masalah dan mengungkapkan kebenaran.

3.      Karakterisik penelitian social
Menurut Made Wirartha (2008) penelitian sosial memiliki sejumlah Karakteristik sebagai berikut.
a.      Objek penelitian sosial adalah masyarakat dan berbagai gejala sosial serta kenyataan sosial. Dalam hal ini, manusia tidak dilihat sebagai kenyataan fisik ataupun biologis, tetapi sebagai mahluk sosial.
b.      Ilmu pengetahuan alam mempunyai metode ilmiah berdasarkan hasil percobaan dan atas penemuan fakta fakta ilmiah. Akan tetapi, ilmu-ilmu sosial khususnya sosiologi bidangnya sangat berbeda dimana memahami manusia sebagai mahluk sosial tidak dapat dipersamakan dengan metode mempelajari atom, ataupun bahan kimia lainnya.
c.       Penelitian sosial sebagai kegiatan ilmiah berusaha menggali dan mengembangkan pengetahuan dari sumber-sumber primer untuk menemukan prinsip,hukum,dalil,teori, maupun generalisasi yang berlaku secara umum mengenai gejala sosial dan kenyataan sosial yang diteliti.
d.      Karena masyarakan bersifat dinamis, maka penelitian sosial harus dilakukan terus menerusagar senantiasa mampu memberikan penjelasan yang tepat dan akurat mengenai berbagai fenomena, gejala, dan masalah sosial yang terjadi.
e.      Objek-objek penelitian sosial memiliki gejala yang multivariasi. Contohnya adalah pengamatan terhadap 10 orang siswa yang sedang menyelesaikan tugas kelompok mungkin saja akan berbeda hasilnya dengan pengamatan  terhadap 10 orang siswa lain, walaupun berlangsung ditempat, waktu, dan materi tugas kelompok yang sama pula.
f.        Penelitian sosial menggunakan cara kerja dengan prosedur yang teliti, jelas, sistematik, dan dapat dipertanggung jawabkan sebagai proses yang memberi kemungkinan terbaik bagi tercapainya pengetahuan yang benar.
g.      Pengetahuan sosial mendasarkan diri pada pengetahuan dan pengalaman yang selama ini telah di capai serta di terima kebenarannya. Dengan kata lain, penelitian sosial bukanlah tindakan spekulatif
Penelitian sosial sebagai kegiatan ilmiah tentu memiliki ciri-ciri atau karakterisktik. Adapun ciri-ciri penelitian sosial menurut Soedjono Dirdjosisworo (2010) adalah sebagai berikut.
a.       Sistematis, artinya bahasan tersusun secara teratur, beraturan menurut sistem.
b.      Logis, artinya sesuai dengan logika, masuk akal, dan benar menurut penalaran.
c.       Empiris, artinya diperoleh dari pengamalan, penemuan, dan pengamatan.
d.      Metodis, artinya berdasarkan metode yang kebenarannya diakui oleh penalaran
e.       Umum, artinya meliputi keseluruhan dan tidak hanya menyangkut yang khusus saja.
f.       Akumulatif, artiya bertambah, makin berkembang, dan dinamis.

4.      Jenis Penelitian Sosial
Selain memiliki ciri atau karakteristik, penelitian social juga memiliki jenis-jenis yang dapat dibedakan atas sejumlah kriteria berikut.
A.    Berdasarkan Manfaat Penelitian
Jenis penelitian sosial jika dilihat berdasarkan manfaat dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut
1.       Penelitian Murni (Pure Research)
Penelitian murni adalah pencarian terhadap sesuatu karenaada perhatian dan keingintahuan terhadap hasil suatu aktifitas. Hasil daripenelitian dasar adalah pengetahuan umum dan pengertian-pengertian tentangdunia sosial serta hukum-hukumnya.Penelitian ini merupakan penelitian yang manfaatnya dirasakan untuk waktuyang lama dalam artian kegunaan hasil penelitian itu tidak segera dipakainamun dalam waktu jangka panjang jugaakan terpakai, penelitian inibiasanya dilakukan karena kebutuhan peneliti sendiri.Contoh yang paling nyata adalah penelitian untuk skripsi, tesis, dandisertasi.
Penelitian dasar biasanya dilakukan dalam kerangka pengembangan ilmu pengetahuan. Umumnya hasil penelitian dasar memberikan dasar untukpengetahuan dan pemahaman yang dapatdijadikan sumber metode, teori dangagasan yang dapat diaplikasikan pada penelitian selanjutnya. Karenapenelitian dasar banyak ditujukan bagi pemenuhan keinginan atau kebutuhanpeneliti, umumnya peneliti memiliki kebebasan untuk menentukan permasalahanapa yang akan ia teliti. Karena itu, penelitian dasar  tidakdibayang-bayangi oleh pertimbangan penggunaan dari penemuan tersebut untukorang lain atau masyarakat. Perhatian utamanya adalah kesinambungan danintegritas dari ilmu dan filosofi. Proses pemikiran si peneliti bias membawanya kemana saja, tanpa memikirkan sudut apa dan arah mana yang akan dituju.
2.      Penelitian Terapan (Applied Research)
Penelitian terapan adalah penelitian yang mencoba untukmenyelesaikan masalah tertentu secara spesifik dan hasilnya dapat langsungdigunakan sebagai dasar usulan langkah penanganan masalah atau solusi.Hasil penelitian tidak perlu sebagai satu penemuan baru, tetapi merupakanaplikasi baru dari penelitian yang telah ada. Para peneliti terapanlah yangakan merinci penemuan penelitian murni untuk keperluan praktis dalambidang-bidang tertentu. Tiap ilmuwan yang mengerjakan penelitian terapanmempunyai keinginan agar dengan segera hasil penelitiannya dapat digunakanmasyarakat dalam berbagai bidang.Contoh penelitian jenis ini misalnya bentuk penelitian pemasaran.
Hasil dari penelitian harus bisa memberikan gambaran kepada perusahaan mengenaiproduk apa yang laku dipasaran, produk apa yang gagal dipasaran, serta berbagai solusi yang bisa digunakan untuk mengatasi segala masalah yang ada di perusahaan.Karena penelitian terapan ini digunakan untuk segera mengatasi masalah yang ada, konsep-konsep yang digunakan juga cenderung konsep-konsep yang operasional, dan bukan konsep yang abstrak.
Bahkan secara extreme dikatakanbahwa penelitian terapan cenderung tidak (atau mengabaikan) menggunakan teori dalam penyusunan rancangan penelitiannya. Secara umum penelitianterapan merupakan penelitian yang diminta oleh pihak lain kepada penelitisehingga peneliti tidak lagi memiliki kebebasan untuk menentukanpermasalahan apa yang akan diteliti.
Beberapa tipe penelitian yang termasuk kategori penelitian terapan adalahsebagai berikut.
1.      Penelitian Aksi (Action Research), yaitu penelitian terapan yang memperlakukan pengetahuan sebagai kekuatan dan menghapus garis pemisah antara penelitian dan tindakan sosial, seperti masalah perilaku menyimpang atau juga penelitian tentang kenakalan remaja
2.      Social Impact Assessment, yaitu penelitian yang bertujuan untuk memperkirakan dampak social yang akan timbul yang terjadi karenaadanya suatu penerapan suatu kebijakan tertentu.
3.      Evaluation Research, yaitu penelitian dengan mengukur efektivitasdari suatu kebijakan, program, ataupun prosedur dalam melakukan sesuatu.



B.     Berdasarkan Tujuan Penelitian
Jenis penelitian sosial jika dilihat berdasarkan tujuan dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.
1.      Penelitian Exploratif
Penelitian ini dilakukan untuk menggali suatu gejala yang relatif masih baru. Dapat dikatakan bahwa ada suatu fenomena atau gejala yang selama inibelum pernah diketahui atau dirasakan. Contoh yang paling nyata adalah penelitian tentang penemuan virus baru. Dalam ilmu sosial studi kelayakan merupakan jenis penelitian yang berupa mengeksplorasi tentang suatu fenomena yang baru. Mengingat bahwa topik yangakan diteliti merupakan topik yang baru, penelitian ini biasanya memilikisifat kreatif, fleksibel, serta terbuka bagi berbagai informasi yang ada. Biasanya penelitian ini menghasilkan teori-teori yang baru, pengembangan dari teori yang sudah ada. Tujuan dari penelitian eksplorasi adalah mengembangan gagasan dasar mengenai topik yang baru dan memberikan dasar bagi penelitian lanjutan.
2.      Penelitian Deskriptif
Penelitian ini dilakukan untuk memberikan gambaran yang lebih detilmengenai suatu gejala atau fenomena. Hasil akhir dari penelitian inibiasanya berupa pola-pola dari suatu fenomena. Data yang dikumpulkan semata-mata bersifat deskriptif sehingga tidak bermaksud mencari penjelasan, menguji hipotesis, membuat prediksi, maupun mempelajari implikasi. Penelitian ini bisa juga dikatakan sebagai kelanjutan dari penelitian exploratif. Penelitian exploratif telah menyediakan gagasan dasar sehingga penelitian ini mengungkapkan secara lebih detail. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah menggambarkan mekanisme sebuah proses dan menghasilkan pola hubungan sebab akibat.
3.      Penelitian Explanatif
Penelitian ini dilakukan untuk menemukan penjelasan tentang mengapa suatukejadian atau gejala  terjadi. Hasil akhir dari penelitian ini adalah gambaran mengenai hubungan sebab akibat. Tujuan dari penelitian eksplanatif adalah menghubungkan pola-pola yang berbeda namun memiliki keterkaitan dan menghasilkan pola hubungan sebab akibat.

C.     Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Dimensi Waktu
Berdasarkan dimensi waktu, kita bisa membedakan penelitian menjadi penelitian cross-sectional dan penelitian longitudinal. Untuk membedakan antara keduanya, kita bisa menggunakan pertanyaan apakah penelitian yang kita lakukan akan diperbandingkan dengan penelitian lain yang dilakukan dalam waktu yang berbeda atau tidak? Jika ya, kita bisa katakan bahwa penelitian tersebut merupakan penelitian longitudinal, sedangkan jika tidak, penelitian tersebut merupakan penelitian cross-sectional.
1.      Penelitian Cross-sectional
Penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan dalam satu waktu tertentu. Penelitian ini hanya digunakan dalam waktu yang tertentu, dan tidak akan dilakukan penelitian lain di waktu yang berbeda untuk diperbandingkan.
Satu hal yang perlu diingat bahwa pengertian satu waktu tertentu tidak bisa hanya dibatasi pada hitungan minggu, hitungan bulan, atau hitungan tahun saja. Tidak ada batasan yang baku untuk menunjukkan satu waktu tertentu. Akan tetapi, yang digunakan adalah bahwa penelitian itu telah selesai. Dengan demikian, bisa saja seorang melakukan penelitian di bulan Januari, kemudian karena ada keperluan mendesak, pada bulan Februari dan Maret, ia kembali ke rumahnya. Pada Bulan April, ia kembali lagi ke lapangan untuk meneruskan mengumpulkan data. Sekalipun penelitian mendatangi lokasi penelitian sebanyak dua kali, ia tetap dikategorikan melalukan penelitian cross-sectional. Dengan demikian, konsep satu waktu tertentu dalam satu penelitianlah yang digunakan untuk menentukan bahwa penelitian tersebut merupakan penelitian cross-sectional.
2.      Penelitian Longitudinal
Penelitian jenis ini dilakukan antar waktu. Dengan demikian, setidaknya terdapat dua kali penelitian dengan topik atau gejala yang sama, tetapi dilakukan dalam waktu yang berbeda. Ingat bahwa tidak berarti jika ada dua penelitian yang dilaklukan dalam waktu yang berbeda dengan topik yang sama selalu dikategorikan ke dalam penelitian longitudinal, tetapi ada kata kunci yang harus dipegang, yaitu adanya upaya perbandingan antara hasil penelitian. Dengan kata lain, penelitian longitudinal sudah direncanakan sejak awal penelitian, dan bukannya secara kebetulan terjadi.
Apa contoh penelitian yang bukan penelitian longitudinal? Misalnya saja tahun 2000 ada seorang peneliti yang melakukan penelitian tentang Perusahaan Ansur. Tahun 2004 ternyata ada seorang peneliti yang sama. Kedua penelitian ini tidak bisa dikategorikan ke dalam penelitian longitudinal karena masing-masing berjalan sendiri. Kita bisa kategorikan terdapat dua penelitian cross-sectional. Penelitian longitudinal merupakan penelitian yang mencoba melihat perubahan yang terjadi.
 Penelitian longitudinal bisa kita bagi lagi ke dalam tiga bentuk, yaitu sebagai berikut :
a.       Penelitian kecenderungan, yaitu penelitian-penelitian terhadap gejala yang sama dengan waktu yang berbeda, serta responden atau informan yang berbeda. Contoh yang paling sederhana adalah penelitian tentang gaya hidup. Kita akan melakukan penelitian tentang gaya hidup dengan melakukan perbandingan antara gaya hidup di tahun 70-an dengan gaya hidup di tahun 90-an. Orang-orang yang diteliti bisa saja berbeda, tetapi gejala atau topik yang diteliti adalah sama.
b.      Penelitian panel, yaitu penelitian-penelitian terhadap gejala yang sama dengan waktu yang berbeda, dan responden atau informan yang sama. Dengan penelitian ini, seseorang akan diteliti minimal sebanyak dua kali. Misalnya saja kita ingin melihat bagaimana pilihan responden terhadap presiden sebelum putaran pertama dan setelah putaran kedua. Orang-orang yang diteliti merupakan orang yang sama. Permasalahan yang sering kali muncul dalam penelitian ini adalah jika jangka waktu antara penelitian yang satu dengan penelitian yang lain berdurasi cukup lama sehingga ada kemungkinan responden yang dulu dijadikan sampel, kini sudah tidak bisa ditemui lagi, misalnya karena sudah meninggal dunia atau bisa juga karena sudah pindah rumah.
c.       Penelitian kohort, yaitu penelitian-penelitian terhadap gejala yang sama, yang dilakukan pada waktu yang berbeda dengan responden atau informan yang memiliki karakteristik yang sama. Dengan demikian, orang-orang yang diteliti berbeda, tetapi mereka memilili ciri-ciri yang sama. Ciri-ciri ini bisa berbentuk apapun juga. Bisa saja mereka memiliki kesamaan pengalaman hidup, kesamaan tempat tinggal, kesamaan keturunan, kesamaan latar belakang pekerjaan, dan sebagainya. Misalnya kita akan melakukan penelitian di tahun 1990 kepada orang-orang yang berusia 45 tahun. Tahun 2000 kita melakukan penelitian yang sama dengan orang-orang yang berusia 55 tahun. Karakteristik apa yang sama? Mereka adalah orang-orang yang lahir pada tahun 1945.
Dengan demikian, karakteristik yang sama adalah tahun kelahiran. Tidak hanya itu, ternyata peneliti menginginkan agar semua orang yang diteliti pada tahun 1965 berusia 20 tahun sehingga dapat mengetahui tentang kejadian pemberontakan G 30 S PKI, dan sama-sama mengalaminya.

D.     Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Jenis dan Kualitas Data
Ada banyak sekali jenis penelitian yang ada di dalam klasifikasi ini, namun secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua macam jenis penelitian, yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif.
a.       Penelitian kuantitatif
Penelitian penelitian kuantitif adalah penelitian yang lebih menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang diolah dengan metode statistik. Pada dasarnya, pendekatan kuantitatif dilakukan pada penelitian inferensial (dalam rangka pengujian hepotesis) dan menyandarkan kesimpulan hasilnya pada pada suatu probabilitas kesalahan penolakan hepotesis nihil. Dengan metode kuantitatif akan diperoleh signifikansi perbedaan kelompok atau signifikansi hubungan antar variabel yang diteliti. Pada umumnya penelitian kuantitatif merupakan penelitian sampel besar. Dalam kelompok penelitian kuantitatif ini terdapat beberapa jenis penelitian lagi yaitu:
1.      Penelitian survey, yaitu penelitian yang menggunakan kuesioner sebagai instrument penelitian. Kuesioner merupakan lembaran yang berisi beberapa pertanyaan dengan struktur yang baku. Dalam pelaksanan survei, kondisi penelitian tidak dimanipulasi oleh peneliti.
2.      Penelitian experiment, penelitian ini bisa dilakukan di dalam alam terbuka dan juga ruang tertutup. Dalam penelitian experimen, kondisi yang ada dimanipulasi oleh peneliti sesuai dengan keperluan peneliti. Dalam kondisi yang telah dimanipulasi ini, biasanya dibuat dua kelompok, yaitu kelompok control dan kelompok pembanding. Kepada kelompok control akan diberikan treat ment atau stimulus tertentu sesuai dengan tujuan penelitian. Hasil dari reaksi kedua kelompok itu akan diperbandingkan.      
3.      Analisis isi, penelitian ini dilakukan bukan kepada orang, tetapi lebih kepada simbol, gambar, film, dan sebagainya. Pada material yang dianalisis, misalnya surat kabar, dihitung berapa kali tulisan tentang topik tertentu muncul, lalu dengan alat bantu statistik dihitung.   


b.      Penelitian kualitatif
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang lebih menekankan analisisnya pada proses penyimpulan deduktif dan induktif serta pada analisis terhadap dinamika hubungan antarfenomena yang diamati, dengan menggunakan logika ilmiah. Hal ini bukan berarti bahwa penelitian kualitatif sama sekali tidak menggunakan dukungan data kuantitatif akan tetapi penekanannya tidak pada pengujian hepotesis melainkan pada usaha menjawab pertanyaan penelitian melalui cara-cara berfikir formal dan argumentatif. Banyak penelitian kualitatif yang merupakan penelitian sampel kecil. Dalam kelompok penelitian kualitatif ini juga terdapat jenis penelitian yang lain, yaitu:
1.      Penelitian lapangan, penelitian ini bisa dimulai dengan perumusan permasalahan yang tidak terlalu baku. Instrumen yang  digunakan juga hanya berisi tentang pedoman wawancara. Pedoman analisis wacana serta penelitian perbandingan sejarah. Pedoman wawancara ini dapat berkembang sesuai dengan kondisi yang ada dilapangan.
2.      Analisis wacana, penelitian ini serupa dengan analisis isi, hanya saja bukan tampilan frekuensi tampilan dari topik tertentu yang dipilih dalam material yang sudah ditentukan, tetapi lebih jauh menggali topik tersebut pada setting atau kondisi yang muncul bersamaan atau melatar belakangi topik tersebut.
3.      Perbandingan sejarah, penelitian ini bertujuan mengumpulkan data dan menjelaskan aspek-aspek kehidupan sosial yang terjadi di masa lalu. Penelitian ini sebaiknya difokuskan pada satu priode sejarah, beberapa kebudayaan berbeda, atau juga kombinasi antara priode sejarah dan kebudayaan yang berbeda.
Apa pun jenis penelitiannya, seorang peneliti haruslah mematuhi sejumlah etika dalam penelitian, diantaranya :
a)      Menghindari scientific misconduct. Seorang peneliti haruslah melakukan tahap demi tahap dari proses penelitian dengan cermat. Ia harus menghindari penipuan saat melakukan sebuah penelitian. Misalnya saja karena terbentur keterbatasan dana, seorang peneliti melewatkan tahap pembuatan daftar populasi, lalu mengambil sampel secara sembarangan, namun melaporkan bahwa ia telah melakukan proses penentuan populasi dan penarikan sampel secara benar. Atau bisa juga seorang peneliti baru melakukan penelitian terhadap 300 sampel dari jumlah 500 sampel yang harus diteliti. Tapi, akibat diburu waktu dan terbatasnya sumber daya, ia menghentikan proses penelitian dan melaporkan bahwa penelitian telah dilakukan terhadap 500 sampel. Pada bagian ini juga termasuk research fraud, yaitu pemalsuan data hasil penelitian, dimana peneliti yang hanya meneliti 300 sampel dari 500 sampel yang direncanakan akhirnya mengisi sendiri kuesioner yang tersisa agar jumlahnya genap 500.
Peneliti juga harus menghindari plagiarism, yakni mengambil hasil penelitian orang lain yang kemudian diklaim sebagai hasil penelitian sendiri.
b)      Peneliti tidak boleh membawa kerugian bagi subyek penelitian (informan maupun responden). Kerugian ini meliputi :
·         Materi, dimana peneliti harus memastikan bahwa waktu yang tersita untuk kegiatan penelitian tidak mengurangi penghasilan yang seharusnya diperoleh subyek penelitian. Misalnya, seorang tukang ojek yang diteliti kehilangan banyak waktu untuk melayani permintaan wawancara dari peneliti, sehingga kesempatannya mencari nafkah banyak terbuang. Dalam hal ini, peneliti sewajarnya mengupayakan agar wawancara tidak berlangsung terlalu lama atau memberikan sejumlah kompensasi (pengganti) kerugian.
·         Fisik, dimana peneliti harus menjaga keselamatan fisik subyek penelitian. Bila melakukan penelitian tentang geng anak jalanan atau kelompok kriminal, misalnya, seorang peneliti harus menyembunyikan identitas informan ataupun responden agar tak terancam keselamatannya.
·         Sosial, dimana peneliti harus menjaga harkat, martabat, dan nama baik subyek penelitian.
c)      Memastikan adanya kerahasiaan dan anonimitas, terutama bila topik penelitian menyangkut hal-hal sensitif. Agar subyek penelitian bersedia diteliti, peneliti dapat saja menjanjikan bahwa identitasnya akan dirahasiakan.
d)     Dalam hubungan dengan pihak-pihak yang mensponsori atau membiayai kegiatan penelitiannya, seorang peneliti harus dapat tetap mempertahankan sikap obyektif dan profesional. Dengan alasan apapun, ia tidak boleh melupakan prinsip-prinsip metodologi ilmiah, apalagi merekayasa hasil penelitian demi menguntungkan sponsor atau penyandang dana.

5.      Menentukan Masalah Sosial yang Layak Diteliti
Masalah penelitian adalah terdapatnya ketidak cocokan antara kenyataan yang diperoleh dari pengamatan, hasil analisis atau informasi langsung dengan yang diharapkan atau dengan landasan teori yang semestinya ada. Masalah itu muncul tentu bila ada motivasi seorang peneliti untuk membahas masalah tersebut lebih lanjut, sesuai prosedur dan aturan pelaksanaan dalam suatu penelitian. Dengan demikian perlu ada penemuan, identifikasi, perumusan, dan langkah-langkah yang ditempuh untuk menyusun perumusan masalah tersebut.
Akan tetapi tidak semua masalah memerlukan penelitian. Masalah penelitian yang baik untuk diteliti seyogyanya adalah masalah yang memenuhi patokan sebagai berikut :
1.   Jika masalah tersebut diteliti maka hasilnya akan mempunyai arti penting baik bagi perkembangan ilmu maupun bagi kepentingan hidup sehari-hari.
2.   Kesimpulan hasil penelitian mempunyai masa berlaku cukup lama, artinya dapat digeneralisasikan (diberlakukan) bukan cuma saat penelitian dilakukan, melainkan sesudahnya.
3.   Secara operasional masalah tersebut bisa dan mungkin diteliti (baik dari sudut prosedural, metodologi, maupun dari sudut ketersediaan data dilapangan).
4.   Prioritas. Manajemen menyusun daftar prioritas, sehingga dapat diketahui permasalahan yang mana yang akan diteliti terlebih dahulu. Suatu permasalahan tertentu mungkin menjadi permasalahn yang sangat penting pada beberapa periode yang akan datang.

Menemukan masalah penelitian adalah suatu langkah awal dari suatu kegiatan penelitian. Bagi orang-orang yang belum berpengalaman meneliti, menemukan masalah bukanlah pekerjaan yang mudah dan bahkan boleh dikatakan sulit. Kemampuan menemukan masalah ditentukan antara lain oleh kepekaan dan kesediaan menyeleksi dan merasakan sesuatu yang dapat dimasukkan sebagai permasalahan dalam realitas sehari-hari. Kepekaan dalam melihat masalah dan mampu mengembangkannya merupakan syarat mutlak dalam penelitian. Seorang peneliti dapat menemukan masalah penelitian yang berarti dan bermakna, sangat ditentukan oleh tingkat kepekaan dalam menemukan dan memilih masalah. Kemampuan menyeleksi dan merasakan sesuatu yang dapat dimasukkan sebagai permasalahan serta fenomena alam yang ada juga sangat menentukan keberartian dan kebermaknaan dalam menemukan dan memilih masalah.

Untuk dapat menemukan permasalahan dengan cepat diperlukan persyaratan sebagai berikut:
1.    Peka, yaitu dapat menangkap fenomena yang problematis. Kepekaan ini dipengaruhi oleh minat dan pengetahuan atau keahlian. Minat dan pengetahuan atau keahlian itu dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain :
a.    Profesi. Profesi atau bidang pekerjaan seseorang dapat menjadi sumber minat untuk melakukan penelitian. Semakin sering seseorang terpapar dengan masalah-masalah yang berkaitan dengan profesinya, akan semakin mendorong orang tersebut berminat untuk menyelesaikannya.
b.   Spesialisasi. Keahlian khusus seseorang akan menyebabkan orang tersebut lebih peka tehadap masalah yang berkaitan dengan keahliannya. Misalnya, seorang perawat spesialis jiwa, akan lebih peka terhadap masalah-masalah kesehatan jiwa pasien yang dirawatnya.
c.    Akademis. Seseorang yang telah mengalami program pendidikan yang lebih tinggi, biasanya telah mendalami tentang salah satu disiplin ilmu pengetahuan. Dengan penguasaan ilmu ini, orang tersebut cenderung lebih peka mengenali masalah dalam bidang keahliannya.
2.      Siap, yaitu tahu teori dan hasil penelitian terdahulu.  
3.      Tekun, yaitu mengikuti perkembangan ilmu yang terkait.
                                                          
Identifikasi masalah secara sederhana dapat diartikan mencari dan menemukan masalah-masalah yang akan dibahas atau dipecahkan melalui kegiatan penelitian. Untuk menemukan masalah tentu perlu mengenal dan mengetahui sumber-sumber masalah agar secara cermat mendapatkan suatu masalah. Terdapat banyak sumber menemukan masalah yang dapat dipilih menjadi tema kegiatan penelitian. Sumber-sumber masalah penelitian dari berbagai bahan bacaan dapat disebutkan diantaranya sebagai berikut:

1.      Pengamatan sekeliling, peristiwa atau gejala sekeliling baik mengenai sumber daya alam maupun mengenai sumber daya manusianya (masyarakatnya) merupakan masalah-masalah aktual yang sering dan selalu muncul sebagai hasil interaksi hubungan manusia dengan manusia yang lain atau antara manusia dengan alam sekitarnya.
2.      Hasil membaca, salah satu cara mengenal masalah penelitian adalah melalui bahan bacaan. Oleh karena itu peneliti perlu akrab dengan bahan-bahan bacaan, baik text book, majalah, surat kabar, laporan hasil-hasil penelitian yang telah dipublikasikan atau didokumentasikan.
3.   Mengikuti seminar, diskusi, pertemuan ilmiah, pada setiap kegiatan seminar, diskusi, dan pertemuan ilmiah akan diperoleh wawasan maupun gambaran peristiwa dan atau gejala dan sangat mungkin akan memperoleh data yang mungkin menarik untuk diuji atau diteliti secara lebih mendalam.
4.   Pemegang otoritas, pernyataan-pernyataan (statement) para pemegang otoritas, sering menjadi sumber masalah. Yang dimaksud dengan pemegang otoritas adalah orang atau institusi yang secara umum diakui dan dipercaya masyarakat, memiliki kewenangan atau kompetensi mengeluarkan suatu statement
5.   Pengalaman orang lain, sering mendengar cerita orang lain, baik melalui ceramah, dalam kursus, dalam kuliah, diskusi dikelas, melalui media cetak, atau visual dapat pula merupakan nara sumber masalah penelitian.
6.   Pengalaman pribadi, pengalaman pribadi dapat memunculkan masalah yang memerlukan jawaban empiris untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam.
7.   Perasaan intuitif, perasaan intuitif dapat menjadi sumber masalah. Misalnya, masalah muncul ketika pagi hari setelah bangun tidur atau habis istirahat. Selama tidur atau istirahat terjadi konsolidasi atau pengendapan berbagai informasi berkaitan dengan masalah.








BAB III
PENUTUP
1.      Kesimpulan

Kesimpulan merangkum hasil penelitian. Dalam kesimpulan tidaklah ditampilkan penjelasan rinci, tetapi ditampilkan temuan-temuan yang penting, dan (bila ada) hubungan antara temuan data dengan hipotesis. Kesimpulan berisi pernyataan apa yang sudah ditemukan tentang objek yang diteliti dalam konteks kerangka teori. Ia tidak boleh menyimpulkan sesuatu yang tidak diteliti dalam konteks dan jangkauan penelitian. Kendala-kendala apa yang dihadapi dan saran-saran untuk menunjukan cara mengatasinya.

2.      Saran

Dengan hadirnya makalah ini sekiranya dapat berguna untuk kedepannya, untuk lebih memahami lagi bagaimana karakteristik dalam suatu penelitian. Saran yang dapat penyusun sampaikan adalah semoga makalah ini dapat diterima di kalangan siswa/i karena makalah ini dibuat berdasarkan referensi yang ada di internet sehingga dapat dimuat di materi pembelajaran.

 

Sekian. Kurang lebihnya mohon maaf. Terima kasih.

Komentar